Kebahagiaan
identik dengan sesuatu hal yang menyenangkan. Karena itulah setiap orang pasti
menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Namun kenyataannya tidak demikian.
Tidak ada manusia yang selalu bahagia sepanjang hidupnya. Selalu ada duka yang
melengkapi kebahagiaan itu sendiri. Sebagaimana Tuhan menciptakan segala
sesuatu dengan sifat saling melengkapi. Ada siang ada juga malam, ada laki-laki
ada juga perempuan, begitu pula ada suka ada juga duka, dan lain sebagainya.
Kebahagiaan
menurut saya sangat bersifat relatif. Yakni tergantung bagaimana orang
menginterpretasikan atau menafsirkan arti dari kebahagiaan itu sendiri. Banyak
orang berpendapat bahwa dengan berlimpahnya materi dan tingginya jabatan mampu
membuat segelintir orang atau mungkin mayoritas orang bisa bahagia. Namun tidak
sedikit orang yang berbahagia dengan kehidupannya yang sederhana. Jika mungkin
menurut orang dengan kasta sosial di atas rata-rata, banyaknya digit angka di
dalam rekening pribadinya menjadi parameter kebahagiaannya, karena dengan
pundi-pundi yang berlimpah tersebut ia bisa memenuhi hasrat duniawinya
tersebut.